SOP / CARA PEMERIKSAAN EEG (ELECTRO ENCEPHALO GRAFI)
1. Pengertian EEG (Electro Encephalo Graphy)
Adalah suatu cara untuk merekam aktifitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh.
2. Prinsip Kerja Mesin EEG
Dengan elektroda yang ditempelkan pada berbagai daerah tengkorak, potensial permukaan otak direkam. Perekaman ini berlangsung terus menerus untuk beberapa menit. Tegangan yang tercatat pada kertas yang bergerak berupa gelombang-gelombang. Dengan memasang 16 elektroda pada tengkorak aktivitas seluruh otak dapat di tekan dan diselidiki. Tegangan otak sebesar 50 mikrovolt agar dapat direkam harus diperkuat sampai 1 juta kali. Oleh karena itu aliran listrik dari sumber lain seperti gerakan otot kepala atau generator listrik juga ikut tercatat (artefak)
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang diproduksi pada ujung-ujung dendrit. Tegangan potensial neuron pada setiap waktu berbeda sehingga potensial dendrit juga berubah-ubah. Fluktuasi ini yang tercatat pada kertas EEG.
3. Macam-macam EEG
Seluruh korteks serebri merupakan medan listrik yang mencerminkan adanya gaya listrik yang diproduksikan pada ujung-ujung dendrit, sebagai fenomena potensial aksi neuron-neuron yang disalurkan kedndrit-dendritnya dikorteks serebri. Potensial dendrit pada korteks selalu berubah-ubah juga. Fluktuasi inilah yang tercatat pada kertas EEG. Dari sekian banyak fluktuasi, maka dapat dibedakan menurut frekuensinya dan menurut pada gelombangnya.
a. Empat gelombang menurut frekuensinya :
1) Gelombang Alfa, bersiklus 8 – 13 perdetik
2) Gelombang Beta, bersiklus lebih dari 13 perdetik
3) Gelombang teta, bersiklus 4 – 7 perdetik
4) Gelombang Delta, bersilus kurang dari 4 perdetik
b. Fluktuasi potensial otak menurut pola gelombang
1) gelombang lamda, muncul sebagai gelombang positif dekat lobus oksipitalis terutama jika mata menatap sesuatu dengan penuh perhatian.
2) Gelombang tidur, sekelompok gelombang dengan frekuensi 10 – 15 siklus perdetik yang hilang pada waktu tidur dangkal, berbentuk “spindel”.
3) Kompleks K, pola gabungan yang terdiri dari satu atau beberapa gelombang lambat berbaur dengan gelombang-gelombang berfrekuensi cepat, timbul karena ada rangsangan sewaktu tidur dangkal.
4) Gelombang verteks, pola gelombang berbentuk jam, bilateral simetrik didaerah para sagital, antara daerah dan post sentral, sering muncul bersama kompleks K pada waktu tidur dangkal.
c. Gelombang patologis
1) Gelombang runcing (Spike) yaitu gelombang yang runcing dan berlalu cepat (kurang dari 60 milidetik) sering ia muncul secara folifasik, yaitu dengan defleksi keatas kebawah secara berselingan.
2) Gelombang tajam (sharp wave) yaitu gelombang yang meruncing tetapi berlalu lebih lama dari 60 milidetik. Juga gelombang tajam timbul secara polifasik.
3) Gelombang runcing (spike wave)ialah kompleks yang terdiri dari gelombang runcing yang langsung disusul oleh gelombang lambat. Kompleks tersebut muncul dengan frekuensi 3 spd secara teratur, sinkron bilateral dan hilang timbul secara tiba-tiba.
4) Gelombang runcing multipel ialah ledakan dari sejumlah gelombang runcing yang bangkit sekali atau berkali-kali dan biasanya disusul oleh gelombang lambat.
5) Hypsarithmia ialah kompleks yang terdiri dari gelombang lambat yang bervoltase tinggi dan iramanya tidak teratur dimana berbaur gelombang runcing dan tajam.
4. Indikasi Pemeriksaan EEG
a. Penderita dicurigai atau dengan epilepsi
b. Membedakan kelainan otak organik
c. Mengidentifikasi infark pembuluh darah atau adanya lesi (tumor, hematom, abses)
d. Diagnosa retardasi mental atau over dosis obat
e. Menentukan kematian jaringan otak
5. Penatalaksanaan Tindakan EEG
a. Persiapan pasien
1) Penyuluhan kesehatan
a) Penderita diberitahu hal-hal yang akan dilakukan. EEG akan dikerjakan diruangan yang aman (laboratory diagnostik) oleh teknisian EEG. Didalam ruanga penderita akan dipasang elektroda sebanyak 16-24 dengan pasta, elektroda yang kecil tersebut akan dihubungkan dengan mesin EEG, tunjukkan melalui gambar atau video cassate bila memungkinkan..
b) Menganjurkan pada pasien untuk membebaskan rasa gelisah selama 45-60 menit, pemasangan alat bukan merupakan alat yang berbahaya.
c) Melakukan pendekatan kepada pasien untuk mengurangi kemungkinan terjadinya stres, kecemasan atau gemetaran akibat pemasangan elektroda.
d) Menjelaskan kepada pasien bahwa pada waktu pemeriksaan harus dalam keadaan relaksasi sempurna, duduk atau tiduran dengan tanpa gerakan sedikitpun sehingga mendapatkan hasil yang baik.
e) Anjurkan pasien mengikuti perintah petugas selam proseur, antara lain:
- hiperventilasi selam 3-5 menit
- usahakan untuk tetap dapat menutup mata
2) Fisik
a. Obat-obatan depresan susunan saraf pusat (alkohol atau tranqualizer) atau stimulan tidak diberikan selama 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan karena akan memberikan pengaruh terhadap aktivitas listrik otak. Dokter akan memberikan instruksi untuk pemberian anti konvulsi bila perlu 24 – 48 jam sebelum tindakan.
b. Cairan yang mengandung caffein seperti kopi, cokelat dan the tidak diberikan selama 24 jam sebelum tindakan dilakukan
c. Rambut harus bersih, bebas dari spray, minyak lotion dan hair fastener.
d. Pasien harus makan pagi sebelum melakukan pemeruiksaan, karen ahipoglikemia menyebabkan ketidak normalan potensial listrik.
3) Pelaksanaan / Prosedure Tindakan EEG
a) Posisi pasien berbaring, ciptakan suasana sedemikian rupa sehingga nyaman bagi pasien
b) Petugas EEG menempelkan 14-16 elektroda pada lokasi yang spesifik pada kulit kepala serta menghubungkannya. Melalui kawat penghubung ke mesin/alat EEG.
c) Pencetakan garis dasar (gambar dasar) dihasilkan mengikuti 3 urutan pemeriksaan yaitu hiperventilasi, stimulasi “photic” dan tidur.
Hiperventilasi :
Pasien dianjurkan untuk melakukan hiperventilasi dengan cara mengambil nafas 30-40 nafas melalui mulut setiap menitnya selama 3-5 menit. Perlu diingat kenaikan PH serum kira-kira 7,8 akan menaikkan rangsangan neuron dan akan menyebabkan serangan aktivitas pada pasien epilepsi
Photic stimulasi :
Cahaya yang silau difokuskan kepasien dimana pasien dianjurkan untuk menutup matanya . stimulasi ini akan menyebabkan aktivitas serangan bagi pasien yang mempunyai kecenderungan mendapat serangan
Tidur :
Pasien dianjurkan untuk tidur, jika pasien tidak bisa tidur dapat diberikan hipnotik yang bekerjanya cepat. Hasil perekaman dari aktifitas listrik tersebut diinterpretasikan oleh neurologi
4) Setelah tindakan
- bersihkan dan cuci rambut pasien
- ciptakan lingkungan yang tenang sehingga pasien dapat beristirahat dengan tenang
- berikan posisi tidur yang baik dan perhatikan pernafasan pasien terutama yang menggunakan obat hipnotik
- observasi aktivitas kejang bagi pasien yang cenderung untuk mendapat serangan kejang.
Comments
Post a Comment